Saat menjalani program management trainee di tahun 2008-2009 ada kalanya saya nyaris kehilangan semangat dan menyerah di tengah jalan. Puncaknya ada sebuah peristiwa saat saya harus berkonflik dengan seorang superintendent dari section lain. Sebenarnya masalahnya sederhana saja, superintendent tersebut meminta data medical check up sub ordinatnya saat pertama kali masuk ke perusahaan. Berhubung saat itu system administrasi data karyawan masih kacau, data yang diminta pun tidak saya temukan. Walaupun sebanarnya sudah ada supervisor yang bertugas menghandle data karyawan, namun karena request data itu melalui saya yang note bene adalah seorang management trainee, akhirnya saya menjadi bulan-bulanan, baik dari supervisor data kepersonaliaan maupun superintendent yang merequest data. Peristiwa ini masih diperparah dengan sifat pendendam superintendent tadi. Sehingga setiap kali bertemu pasti masalah tersebut diungkit-ungkit kembali. Di lain waktu, masalah ini pun diceritakan ke rekan-rekan superintendent lain.
Hampir menyerah dengan kondisi yang ada, saya nyaris memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai management trainee. Beruntung saat itu saya mempunyai coach yang baik (M. Adhy P). Saat saya mengutarakan keinginan untuk mengundurkan diri (resign) ada satu pesan beliau yang masih saya ingat sampai sekarang, “Jangan mengundurkan diri dengan alasan tidak cocok dengan seseorang, karena disetiap perusahaan kamu akan menemukan orang dengan tipikal yang sama”.
Saya pun berfikir ulang tentang pengajuan pengunduran diri saya. Setelah saya piker-pikir, lagi-lagi ini adalah masalah membangun self character. Jika saya mengundurkan diri gara-gara tidak cocok dengan orang maka diperusahaan yang kemudian saya masuki pun saya akan menggunakan pola yang sama, saya akan mengundurkan diri saat bertemu dengan orang yang tidak cocok dengan saya. Tentu cerita nya akan berbeda saat saya mencoba membangun character bisa beradaptasi dengan orang-orang dengan tipikal tadi, atau membangun character tidak mudah menyerah terhadap tekanan yang ditimbulkan oleh seseorang.
Sepintar ataupun seberbakat apapun orang jika tidak punya karakter tidak akan menjadi talent. Contoh nya saja character strike for exelence (berjuang mencapai yang terbaik), saat ada karyawan berbakat dengan ide-ide nya namun tidak pernah berjuang mewujudkan ide-ide nya, hasilnya dia tidak akan pernah menunjukkan syarat kedua sebagai talent, yaitu high performance. Bahkan, Thomas Alfa Edison pemilik 1.039 hak paten pernah berucap, dari keseluruhan hak patennya, sebenarnya hanya pembuatan lampu pijar saya yang orisional ide nya, sedangkan penemuan lain berasal dari ide-ide orang pintar yang tidak mau bekerja keras mewujudkannya.
Meyakini pentingnya character, bahkan mendiknas pun mulai tahun 2009 memasukkan pendidikan karakter dalam kurikulum nasional. Kurikulum pendidikan karakter tersebut berfokus pada sembilan pilar yang berasal dari nilai-nilai luhur, pertama cinta Tuhan dan segenap ciptaannya, kedua kemandirian dan tanggungjawab, ketiga kejujuran dan diplomatis, keempat hormat dan santun, kelima suka menolong, keenam percaya diri dan pekerja keras, ketujuh kepemimpinan dan keadilan, kedelapan baik dan rendah hati, dan kesembilan toleransi dan persatuan.
Bagi rekan-rekan yang sudah bekerja, ada banyak character positif yang bisa dibangun untuk menjadi great talent. Bahkan hampir setiap perusahaan mempunyai character yang membantu karyawannya supaya mengikuti character perusahaan tersebut. Kita sering menamakannya dengan company value. Dulu saya pernah bekerja di perusahaan dengan company value yang disingkat dengan BEST, Believe in the God, Eager to Learn, Sincelery, dan Toward Together. Dengan company value tersebut, karyawan dituntut memiliki empat karakter tersebut. Uniknya setiap tahun, perusahaan kami tersebut membuat acara selebration bagi para karyawan nya yang berprestasi dengan kategori hasil kerja terbaik dan terinternalisasi company value.
Tidak berputus asa berhadapan dengan orang sulit akan memperkuat character kita. Selain dengan bertahan dengan orang sulit, cara lain untuk mendapatkan character yang kuat adalah menginternalisasi company value.